Sunday, May 24, 2020

Lebih Dari Jawaban Doa


When was Hannah's prayer answered?
Sering kita mendengar dan membaca kisah Samuel, nabi yang dipakai Tuhan secara luar biasa untuk mengurapi Daud sebagai raja Israel juga terkenal akan kepekaannya terhadap suara Tuhan sejak ia kecil.

Anak yang hebat tidak lepas dari dukungan orang tuanya yang luar biasa, ya kali ini aku akan bahas mengenai proses pergumulan orang tua Samuel terutama ibunya “Hana”. Dia adalah wanita yang kuat secara mental menurutku. Mengapa bisa kuat secara mental? Mari kita renungkan bersama – sama perjuangan Hana untuk dapat melahirkan seorang nabi.

Ada sebuah keluarga yang terdiri seorang suami bernama Elkana yang memiliki 2 istri bernama Hana dan Penina. Penina punya anak tetapi Hana sebagi istri pertama mandul. Satu keluarga ini punya kebiasaan setiap tahun beribadah di Silo. Penina ini punya kebiasaan buruk menyakiti hati Hana karena dia mandul, dan hal ini berlangsung terus menerus selama bertahun - tahun. Bisa bayangkan betapa sakitnya hati Hana menerima sindiran dari istri kedua? Karena menurut budaya dari negara timur, seorang wanita yang tidak bisa punya anak itu adalah aib keluarga.

Elkana memperhatikan kesedihan hati Hana, karena dia sama sekali tidak mau makan dan berusaha menghiburnya supaya Hana tidak perlu merasa sakit hati karena sindiran tidak punya anak sebab setidaknya dia masih punya suami yang sangat mencintainya. Tetapi Hana tetap berharap supaya dia dapat mempunyai seorang anak laki – laki.

Suatu kali Hana berdoa di Silo sambil menangis tersedu – sedu dan bernazar kepada Tuhan untuk meminta seorang anak laki – laki dan jika anak tersebut tumbuh besar, dia akan menyerahkannya ke Silo supaya dia belajar melayani Tuhan disana. Mari kita anggap saja di masa kini Silo adalah gereja, yang artinya ketika anak ini tumbuh besar dia akan jadi pelayan Tuhan fulltimer sejak masa kecilnya tidak tinggal lagi ikut orang tuanya, tidak lagi ikut keluarganya seperti tinggal di pastori gereja. Jika kita bayangkan nazarnya itu adalah nazar yang berani, maksudnya siapa sih orang tua yang rela jauh dari anaknya sebelum mereka tumbuh dewasa? Tetapi Hana berani bernazar seperti itu dihadapan Tuhan, dia berdoa seperti itu terus – menerus sampai imam Eli mengira dia mabuk. Karena Hana berdoa tapi tak bersuara, cuma bibirnya saja yang bergerak. Waktu ditegur oleh imam Eli, jawaban seperti ini yang harus kita teladani dari Hana, dia menjelaskan bahwa dia tidak sedang mabuk melainkan “Mencurahkan Isi Hati di hadapan Tuhan”. Seberapa banyak dari kita yang sering berdoa cerita kepada Tuhan tentang segala masalah dan pergumulan yang kita alami dalam hidup ini? Beberapa orang mengambil keputusan yang salah saat cerita masalahnya pada orang di sekitarnya tanpa tahu orang tersebut dapat menjaga mulutnya atau tidak, atau bahkan yang lebih parah cerita di sosial media?
Ketika kita cerita pada Tuhan, pastinya saat itu kita percaya cuma Tuhan yang bisa memberi solusi untuk masalah kita, saat itu kita menaruh harapan hanya pada Tuhan, dan saat itu kita hanya bisa mengandalkan Tuhan. Tuhan suka mendengar doa kita yang tentang bercerita apapun yang sedang kita alami. Tuhan terlebih rindu supaya kita berbicara kepadanya. Oleh sebab itulah doa Hana dijawab, sebab dia ceritakan isi hatinya di hadapan Tuhan.

Waktu berlalu anak itu pun lahir dan diberi nama Samuel, persis seperti nazar / janji Hana kepada Tuhan, Hana menyerahkan Samuel ke Silo setelah dia disapih ( lepas ASI ) sambil membawa lembu, tepung, dan anggur sebagai tanda ucapan syukur Hana atas jawaban doanya. Luar biasa sekali bukan? Doanya dijawab dan dia tidak lupa berterima kasih pada Tuhan atas jawaban doa tersebut. Tuhan sebenarnya tidak hanya sekedar menjawab doa Hana dengan memberinya seorang anak laki – laki biasa tetapi Tuhan memberinya seorang calon nabi Israel yang akan dipakaiNya secara luar biasa. Jadi sebenarnya ketika Tuhan menjawab doa kita, Dia menjawab / memberi lebih dari apa yang kita minta atau yang pernah kita bayangkan.

Sedikit kesaksian dariku, waktu aku masih kecil orang tuaku selalu mengajarkan “ketika berdoa sama Tuhan meminta sesuatu, bayangkanlah secara detail / spesifik hal yang kamu minta kepada Tuhan, Tuhan akan menjawab doamu persis seperti yang kamu bayangkan bahkan Dia bisa memberi lebih istimewa dari yang kamu minta”. Aku percaya yang mereka ajarkan kepadaku dan pada kenyataannya Tuhan selalu jawab seperti yang aku doakan bahkan memberi lebih dari yang aku doakan.

Setelah Hana mengantarkan Samuel ke Silo, Hana pasti mengunjungi Samuel bersama Elkana untuk mengantar kebutuhan Samuel seperti jubah, pakaian, dan lain – lain setiap tahun mereka ke Silo. Waktu itu Tuhan memberkati mereka berdua lagi dengan 5 orang anak yang akan dilahirkan Hana sebagai pengganti yang telah diserahkan pada Tuhan ( pengganti Samuel ) karena Tuhan melihat kesetiaan Hana menyerahkan anak satu – satunya untuk menjadi pelayan Tuhan. Bisa kita lihat bukan? Tuhan memberi lebih dari apa yang Hana doakan.

Jadi pada intinya mari kita belajar budayakan cerita isi hati kita hanya kepada Tuhan, karena Tuhan adalah Allah yang sanggup menjawab setiap seruan, setiap jeritan hati kita walaupun orang – orang di sekeliling kita tidak tahu yang menjadi pergumulan atau masalah kita. Dia menampung setiap tetes air mata kita dalam kirbatNya, walaupun masalah itu rasanya sangat menyakitkan, memilukan, pahit rasanya tetap kita cerita pada Tuhan walaupun bibir kita sudah tak mampu berkata apa – apa lagi, Dia Allah yang mengerti segala isi hati kita, ratapan kita dan mampu mengubah semuanya itu menjadi puji – pujian bahkan tari – tarian untuk memuliakan Dia atas segala perbuatanNya dalam hidup kita.

Sumber : Hasil perenungan dari 1 Samuel pasal 1 dan 2

No comments:

Post a Comment

  Glow In The Dark                 Dunia semakin jahat, kegelapan membutakan mata hati manusia sehingga banyak dosa yang ditimbulkan. Bahk...